Saat itu adalah ketika Raja Suddhodana telah mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah Bodhisatta pergi melepaskan keduniawian dengan memperkuat kedua sisi pintu gerbang utama sehingga tiap-tiap sisi hanya dapat dibuka oleh tenaga seribu orang pasukan. Ia berpikir, “Dengan begini, anakku tidak mungkin dapat pergi keluar kapan saja dengan membuka pintu gerbang kota tanpa ketahuan.”
Sang Bodhisatta memiliki kekuatan besar; Beliau memiliki tenaga yang sebanding dengan seribu crore Gajah Kàlàvaka; Beliau memiliki kekuatan yang sebanding dengan seribu crore laki-laki berukuran sedang (majjhimapurisa). Beliau berpikir, “Jika pintu gerbang tidak terbuka, Aku akan menggunakan kekuatan-Ku. Dengan tetap duduk di punggung Kanthaka, Aku akan mencengkeram Channa yang menemani-Ku dengan memegang ekor kuda dan Aku akan menjepit Kanthaka di antara dua paha-Ku dan melompati tembok kota setinggi delapan belas lengan.”
Channa juga memiliki rencana sendiri, “Jika pintu gerbang utama tidak terbuka, aku akan mendudukkan Pangeran di atas bahuku, menjepit Kanthaka di bawah ketiak kananku dan merangkulnya dengan tangan kananku, aku akan melompati tembok kota setinggi delapan belas lengan dan lari.”
Kuda Kanthaka juga memiliki rencana, “Jika pintu gerbang utama tidak terbuka, aku akan membiarkan Pangeran tetap duduk di punggungku dan Channa tetap memegang ekorku, aku akan melompati tembok kota setinggi delapan belas lengan dan lari.”
Selanjutnya===>>>
<<<===Sebelumnya
salam ceria...
0 komentar:
Posting Komentar