Ketika itu, anak Raja Bimbisara, bernama Pangeran Ajatasattu, telah dewasa. Ia dipengaruhi oleh Devadatta Thera, yang membujuknya untuk merampas takhta kerajaan dan membunuh ayahnya.
Pangeran Ajatasattu lalu merencanakan untuk menggulingkan takhta kerajaan ayahnya, tetapi Raja Bimbisara yang mengetahui rencana anaknya yang jahat itu, tidak menghukumnya, malahan Beliau menyerahkan takhta kerajaan itu seperti yang diinginkan anaknya itu.
Tetapi Pangeran Ajatasattu yang jahat itu tidak puas, ia lalu menangkap dan memasukkan ayahnya ke dalam penjara. Ia memerintahkan supaya ayahnya tidak diberi makan, ia ingin agar ayahnya menderita sampai mati. Ia hanya mengijinkan ibunya yang bebas mengunjungi ayahnya di penjara. Sang Ibu yang berbudi itu selalu membawakan makanan untuk suaminya dengan menyembunyikannya di balik baju.
Setelah Pangeran mengetahuinya, ia lalu melarang ibunya membawakan makanan untuk ayahnya. Kemudian dengan diam-diam, ia membawa makanan yang disembunyikan di dalam kondenya. Tidak lama kemudian Pangeran mengetahuinya dan ia melarang dengan keras ibunya membawakan makanan untuk ayahnya.
Sang ibu lalu mencari siasat lain. Ia lalu membaluri tubuhnya dengan campuran madu, keju, mentega dan gula cair. Bimbisara lalu menjilati tubuh isterinya, sehingga ia dapat bertahan hidup.
Raja Ajatasattu setelah mengetahui apa yang dilakukan ibunya, lalu melarang ibunya datang mengunjungi ayahnya. Hatinya hanya dipenuhi keinginan untuk melihat ayahnya menderita dan mati karena penderitaannya itu.
Bimbisara yang tidak lagi mempunyai makanan untuk mempertahankan hidupnya, lalu berlatih meditasi berjalan. Setiap hari ia selalu mengingat ajaran Sang Buddha dan berlatih meditasi dengan rajin, akhirnya ia mencapai Tingkat Kesucian Pertama (Sotapanna), batinnya tetap tenang dan bahagia.
Anak yang kejam itu heran, mengapa ayahnya belum mati juga. Setelah ia mengetahui ayahnya selalu melatih meditasi berjalan, ia lalu mengirim tukang cukur untuk menyayat-nyayat telapak kaki ayahnya, dan melumurinya dengan garam dan minyak lalu dipanggang di atas bara api.
Bimbisara yang melihat tukang cukur datang, amat senang karena ia berpikir bahwa anaknya mungkin sudah sadar dan menyesali perbuatannya yang jahat dan keji itu. Ia lalu mengirim tukang cukur untuk memangkas rambut dan jenggotnya yang sudah panjang, sebelum membebaskannya.
Tetapi harapan Bimbisara keliru, ia harus mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya. Tukang cukur itu yang atas perintah Raja Ajatasattu, menyayat-nyayat telapak kakinya dan melumurinya dengan garam dan minyak serta memanggangnya di atas bara api. Bimbisara yang sudah amat lemah itu, tidak tahan lagi sehingga meninggal dunia. Bimbisara meninggal karena penderitaannya di luar batas peri-kemanusiaan lagi, dan ia meninggal atas perintah anak kandungnya sendiri.
salam ceria...
1 komentar:
aku mau tanya, kisah di masa lampaunya bimbisara membuat karma buruk seperti apa yah se4hingga dia di bunus sma anaknya sendiri ? terimakasih :)
Posting Komentar