“Saat melihat empat pertanda – orang tua, orang sakit, orang mati, dan seorang petapa – putramu akan melepaskan keduniawian dan menjadi petapa”, jawab para Brahmana dengan suara bulat.
Mendengar jawaban para Brahmana, Raja Suddhodana memerintahkan,”Jika putraku akan pergi melepaskan keduniawian setelah melihat empat pertanda ini, mulai saat ini, mereka yang berusia tua, sakit, mati ataupun petapa tidak boleh bertemu dengan putraku; karena mereka akan menyebabkan samvega dalam diri-Nya dan membuat-Nya pergi melepaskan keduniawian.
Aku tidak ingin anakku menjadi Buddha. Aku ingin melihat-Nya menjadi Raja Dunia yang memerintah di empat Benua dan dua ribu pula di sekelilingnya dan berjalan di angkasa dengan mengendarai roda pusaka diiringi oleh pengikut yang berbaris hingga tiga-puluh enam yojana.”
Selanjutnya sejumlah pengawal ditempatkan di segala penjuru dalam setiap jarak satu gavuta untuk memastikan tidak-adanya orang-tua, orang sakit, orang mati, dan petapa dalam jarak pandang Boddhisatta.
Saat upacara membasuh kepala berlangsung dimana 80.000 kerabat hadir dan berdiskusi,”Apakah Pangeran akan menjadi Buddha atau menjadi Raja Dunia, masing-masing dari kita akan menyediakan seorang putra untuk melayaninya. Jika Beliau akan menjadi Buddha, Beliau akan berkelana dengan disertai para petapa yang berdarah bangsawan.
Atau, jika ia menjadi Raja Dunia, Beliau akan melakukan perjalanan kerajaan dengan diiringi oleh 80 pangeran.” Kemudian masing-masing berjanji untuk menyerahkan putranya kepada Boddhisatta.
Selanjutnya===>>>
<<<===Sebelumnya
salam ceria...
0 komentar:
Posting Komentar