About Me
Blog Archive
-
▼
2012
(104)
-
▼
Juli
(101)
- Jangan Terlalu Cepat Menilai
- Hidup Melarat Demi Kepentingan Orang Banyak
- Katthahari Jataka
- Sang Dewa Reksa Arta
- 11 Buddha Rupang Paling Terkenal di Dunia
- Buddha Emas Terkecil
- Kisah Pan Gu
- Dewi Nuwa
- Tongtian Jiaozhu,Pemimpin Agung Para Siluman
- Kisah Uggasena
- Kisah Patipujika Kumari
- 32 Tanda Pada Diri Sidharttha Gotama
- wafatnya Raja Bimbisara
- Sundari
- Menaklukkan Yakkha Alavaka
- Menaklukkan Dewa Brahma Baka
- Pindola Bharadvaja
- Ratu Khema
- Sang Bhagava Memasuki Parinibbana
- Ratap Tangis Suku Malla
- Pentahbisan Terakhir
- Kisah Vidudabha
- Raja Pasenadi
- Yang Ariya Upali
- Pangeran Rahula
- Pangeran Nanda
- Cinca-manavika
- Putri Yasodhara
- anathapindika
- Maha Pajapati Gotami
- Raja Bimbisara
- Kassapa Bersaudara
- Visakha
- Yasa
- Angulimala
- Bhaisajaguru Yau Se Fo
- 16 Luo Han Yang Berasal Dari India
- 18 Arahat
- Angulimala Paritta
- Buddha Mengamati Dunia Makhluk-Makhluk
- Brahma Sahampati Memohon Pengajaran Dhamma
- Buddha Merenungkan Dhamma
- Dua Pedagang Bersaudara, Tapussa dan Bhallika,
- 1 Minggu di Bawah Pohon Ràjàyatana (Ràjàyatana sat...
- 1 Minggu di Danau Mucalinda (Mucalinda-sattàha)
- Buddha Bertekad Untuk Hidup Dalam Dhamma
- Putri Mara Datang Merayu Buddha
- Mara Mengaku Kalah
- 1 Minggu di Bawah Pohon Banyan Ajapala
- 1 Minggu di Rumah Emas (Ratanàghara-sattàha)
- 1 Minggu Berjalan (Cankama-sattàha)
- 1 Minggu Menatap Pohon Bodhi (Animisa-sattàha)
- 1 Minggu di Singgasana (Pallanka-sattàha)
- Berdiam Di 7 Tempat Setelah Pencerahan Sempurna
- Pemimpin Tertinggi Di 3 Alam
- Penghormatan Dari Para Naga, Dewa, Brahma Atas Pen...
- Detik-Detik Kemenangan Boddhisatta
- Mara Menyerang Dengan 9 Jenis Peluru
- Menaklukan Vasavatti Mara
- Ketakjuban Raja Naga Melihat Mangkuk Boddhisatta
- Bantuan Dari Para Dewa Dan Brahma
- Dana Nasi Susu Ghana Dari Sujata
- 5 Mimpi Boddhisatta
- 5 Pertapa Meninggalkan Boddhisatta
- Mencapai Ke-Buddha-An Setelah Mengubah Cara Berlatih
- 10 Bala Tentara Mara
- Mara Datang Untuk Mencegah Boddhisatta
- Boddhisatta Menyiksa Diri Hingga Tubuh-Nya Kurus K...
- Bodhisatta Pingsan Dan Jatuh Terduduk Selagi Berjalan
- Usaha Yang Keras
- Boddhisatta Di Temani 5 Pertapa
- Memulai Praktik Dukkaracariya
- Boddhisatta mengunjungi Uruvela
- Pertemuan Boddhisatta Dengan Pemimpin Aliran Udaka
- Boddhisatta Belajar Pada Alara Kalama
- Kunjungan Boddhisatta ke Kota Rajagaha Setelah Ber...
- Melemparkan Gumpalan Rambut-Nya ke Angkasa
- Menyeberangi Sungai Anoma Dan Mencukur Rambut
- Iring-Iringan Para Dewa Dan Brahma Sampai Ke Tepi ...
- pencegahan Oleh Mara Vasavatti
- Siddharta Gotama, Channa, Kuda Khanthaka Masing-Ma...
- Perjuangan Mencapai Pencerahan
- Seruan Gembira Kissà Gotami
- Kelahiran Rahula
- Hari Bodhisatta Melepaskan Keduniawian
- Melihat 4 Pertanda
- Kecantikan Ratu Yasodhara
- Pertunjukan Memanah
- Menyelamatkan Burung Belibis
- Sakka, Raja Dewa, Memerintahkan Dewa Visukamma unt...
- Boddhisatta Pangeran mencapai Anapana Jhana Pertama
- Raja Suddhodana Mengadakan Upacara Pembajakan Sawah
- Wafatnya Ibu Boddhisatta Mahamaya Devi
- Raja Suddhodana Mencegah Boddhisatta Tidak Melihat...
- Ramalan Dari Tanda Tanda Yang Terdapat Pada Bodhis...
- Petapa Kaladevila
- Bayi Siddharta Berjalan 7 Langkah Dan Mengucapkan ...
- Kelahiran Boddhisatta
- Mimpi Ratu Mahamaya
- Siddharta Gotama
-
▼
Juli
(101)
Pengikut
visit
polower-aing
Senin, 30 Juli 2012
Katthahari Jataka
Kisah ini diceritakan oleh Sang Bhagava ketika berdiam di Jetavana tentang kisah Vāsabha-Khattiyā, yang akan ditemukan di dalam Buku Kedua Belas dalam Bhaddasāla-Jataka. Tradisi memberitahukan kepada kita bahwa ia adalah putri dari Mahānāma Sakka dengan seorang budak wanita bernama Nāgamuṇḍā, dan bahwa ia kemudian menjadi permaisuri raja Kosala.
Ia mengandung seorang anak lelaki, tetapi raja ketika mengetahui asal-usul permaisurinya yang memiliki ibu seorang budak, menurunkan tahta permaisurinya, dan juga tahta anaknya Viḍūḍabha. Ibu dan anak tidak pernah ke luar istana.
Mendengar hal ini, Buddha pada saat awal fajar datang ke istana ditemani oleh lima ratus bhikkhu, dan sambil duduk di kursi yang telah disiapkan untuknya, Beliau berkata, “Yang Mulia, di mana Vāsabha-Khattiyā?”
Kemudian raja menceritakan apa yang terjadi.
“Yang Mulia, anak siapakah Vāsabha-Khattiyā?”
“Putri Raja Mahānāma, Tuanku.”
“Ketika ia datang kemari, kepada siapakah dia menjadi istri?”
“Bagi saya, Tuanku.”
“Yang Mulia, dia adalah putri raja, pada seorang raja jugalah ia menikah dan untuk seorang raja pula ia melahirkan seorang anak laki-laki.” Oleh karena itu, apakah anak itu tidak memiliki otoritas atas wilayah seperti yang dimiliki ayahnya? Pada jaman dahulu kala, seorang raja yang memiliki seorang putra yang tidak sah tetap memberikan kedaulatan-nya pada anaknya. “
Raja kemudian bertanya pada Sang Bhagava untuk menjelaskan hal ini. Sang Bhagava membuat jelas apa yang telah tersembunyi dari dirinya oleh kelahiran kembali.
Pada suatu waktu Brahmadatta bertahta sebagai raja di Benares. Setelah kehilangan kesenangannya, dia pergi mengembara mencari buah-buahan dan bunga-bunga sampai pada suatu ketika ia berjumpa dengan seorang perempuan yang bernyanyi riang sambil mengambil ranting-ranting di kebun.
Jatuh cinta pada pandangan pertama, raja kemudian menjadi lebih akrab dengannya, dan pada akhirnya Bodhisatta dikandung dalam rahim perempuan tersebut. Merasa tambah berat seakan-akan disambar oleh petir Indra, wanita itu mengetahui bahwa dia akan menjadi seorang ibu dan mengatakan hal itu kepada raja.
Raja memberinya cincin stempel dari jarinya dan memberinya dengan kata-kata berikut ini: – “Jika yang lahir adalah seorang gadis, gunakanlah cincin ini untuk membesarkannya, tetapi jika yang lahir adalah laki-laki, bawalah cincin dan anak itu kepada saya.”
Ketika waktunya tiba, wanita tersebut melahirkan Bodhisatta. Dan ketika Bodhisatta bisa berlari dan bermain di taman bermain, suara teriakan muncul, “Tidak – ayah telah memukul saya!” Mendengar ini, Bodhisatta lari kepada ibunya dan bertanya siapa ayahnya.
“Kamu adalah putra Raja Benares, anakku.”
“Apa bukti yang ada, ibu?”
“Anakku, raja pada saat meninggalkanku memberi ibu cincin stempel ini dan berkata, ‘Jika yang lahir adalah seorang gadis, gunakanlah cincin ini untuk membesarkannya, tetapi jika yang lahir adalah laki-laki, bawalah cincin dan anak itu kepada saya’.”
“Mengapa kemudian ibu tidak membawaku bertemu dengan ayah, ibu? “
Melihat bahwa pikiran anak itu telah mantap, ia membawa anaknya menuju pintu gerbang istana, dan meminta kedatangan mereka diberitahukan kepada raja. Pada saat dipanggil masuk, ia masuk dan membungkuk memberi salam pada rajanya dan berkata, “Ini adalah anakmu, Tuanku.”
Raja cukup tahu bahwa ini adalah kebenaran, tapi malu di depan semua pejabat pengadilan menjawab, “Dia bukan anakku.”
“Tapi di sini adalah cincin stempel Anda, Tuanku; Anda akan mengenali cincin ini.”
“Ini bukan cincin stempel saya.”
Lalu kata wanita itu, “Yang Mulia, saya sekarang tidak memiliki saksi untuk membuktikan kata-kata saya, kecuali kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, jika Anda adalah ayah dari anak saya, saya berdoa agar dia dapat melayang di udara, tetapi jika tidak, maka biarlah ia jatuh ke bumi dan terbunuh.”
Setelah mengatakan hal itu, ia memegang kaki Bodhisatta dan melemparkannya ke udara.
Duduk bersila melayang di udara, Bodhisatta dengan suara merdu mengulangi bait ini kepada ayahnya, yang menyatakan kebenaran: –
Anakmu adalah aku, raja yang besar; peluklah saya, Paduka!
Seorang Raja memeluk orang lain, tetapi memeluk jauh lebih erat anaknya sendiri.
Mendengar kata-kata Bodhisatta mengajarkan kebenaran kepada raja, raja segera mengulurkan tangan dan berseru, “Datanglah padaku, Nak! Tidak ada, tidak ada yang lainnya, tapi aku akan memeluk dan membesarkanmu!”
Seribu tangan terulur untuk menangkap Bodhisatta; tetapi hanya ke tangan raja sajalah Bodhisatta turun sambil duduk di pangkuan raja. Raja mengangkatnya menjadi raja muda, dan mengangkat ibunya menjadi permaisuri. Pada saat kematian ayahnya, ia datang memenuhi tahtanya dengan gelar Raja Kaṭṭhavāhana, dan setelah memerintah kerajaannya dengan benar, meninggal dunia untuk membayar sesuai dengan jasa-jasa kebajikannya.
Pelajarannya kepada raja Kosala berakhir, dan dari dua kisah berbeda di atas, Sang Bhagava membuat pertalian yang menghubungkan keduanya bersama-sama dan mengidentifikasikan kelahiran dengan mengatakan: – “Mahāmāyā adalah ibu dari masa itu, Raja Suddhodana adalah ayah, dan Saya sendiri Raja Kaṭṭhavāhana. “
salam ceria...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category
- 8 Dewa (5)
- Buddha (8)
- Devadatta (3)
- Dewa Dewi (14)
- Dewa Shio (9)
- Jataka (19)
- Kisah (32)
- Riwayat Siddharta (68)
- Serba Serbi (3)
Translate
Postingan Populer
-
(1) Beliau bermimpi bahwa Beliau sedang tertidur di atas permukaan tanah, dengan Pegunungan Himalaya sebagai bantalnya, tangan kiri-Nya di ...
-
Kemudian, setelah turun dari tanah manusia, Boddhisatta berdiri tegak di atas kedua kaki-Nya yang seolah-olah mengenakan sepatu emas, dan m...
-
Bersamaan dengan saat kematian Boddhisatta Dewa Setaketu, Siri Mahamaya, permaisuri Raja Suddhodana dari kerajaan Kapilavatthu sedang menik...
-
Setelah mengalami lima mimpi dan menafsirkan sendiri mimpi tersebut, Bodhisatta berkesimpulan:” Pasti Aku akan mencapai Kebuddhaan hari ini...
-
Menurut LEGENDA, Dikatakan bahwa BUDDHA memerintahkan 16 orang ARAHAT untuk menunda parinibbana-nya untuk terus membabarkan dharma dan meno...
-
Nama-nama 1004 Buddha Namo Buddhaya, Karena hari ini merupakan tahun baru Imlek, maka adalah baik untuk membaca serta melafalkan nama-n...
-
DEWA SETAKETU : BODDHISATTA KITA Boddhisatta Dewa Setaketu Setelah melengkapi dirinya dengan Dasa-Paramita ( Sepuluh Kesempurnaan ) pada ...
-
Anathapindika dilahirkan di Savatthi. Ayahnya seorang jutawan yang bernama Sumana. Nama sebenarnya adalah Sudatta, tetapi karena kedermawan...
-
Pada suatu hari, bhikku Angulimala telah melihat seorang wanita sangat menderita karena hendak melahirkan. peristiwa yang mengharukan itu d...
-
Di antara para Sen Ming {Hok Kian: Sin Beng} / Dewata yang dipuja di kelenteng, Kwan Im Hut Co oleh para penganutnya dianggap paling sering ...
Blog Archive
-
▼
2012
(104)
-
▼
Juli
(101)
- Jangan Terlalu Cepat Menilai
- Hidup Melarat Demi Kepentingan Orang Banyak
- Katthahari Jataka
- Sang Dewa Reksa Arta
- 11 Buddha Rupang Paling Terkenal di Dunia
- Buddha Emas Terkecil
- Kisah Pan Gu
- Dewi Nuwa
- Tongtian Jiaozhu,Pemimpin Agung Para Siluman
- Kisah Uggasena
- Kisah Patipujika Kumari
- 32 Tanda Pada Diri Sidharttha Gotama
- wafatnya Raja Bimbisara
- Sundari
- Menaklukkan Yakkha Alavaka
- Menaklukkan Dewa Brahma Baka
- Pindola Bharadvaja
- Ratu Khema
- Sang Bhagava Memasuki Parinibbana
- Ratap Tangis Suku Malla
- Pentahbisan Terakhir
- Kisah Vidudabha
- Raja Pasenadi
- Yang Ariya Upali
- Pangeran Rahula
- Pangeran Nanda
- Cinca-manavika
- Putri Yasodhara
- anathapindika
- Maha Pajapati Gotami
- Raja Bimbisara
- Kassapa Bersaudara
- Visakha
- Yasa
- Angulimala
- Bhaisajaguru Yau Se Fo
- 16 Luo Han Yang Berasal Dari India
- 18 Arahat
- Angulimala Paritta
- Buddha Mengamati Dunia Makhluk-Makhluk
- Brahma Sahampati Memohon Pengajaran Dhamma
- Buddha Merenungkan Dhamma
- Dua Pedagang Bersaudara, Tapussa dan Bhallika,
- 1 Minggu di Bawah Pohon Ràjàyatana (Ràjàyatana sat...
- 1 Minggu di Danau Mucalinda (Mucalinda-sattàha)
- Buddha Bertekad Untuk Hidup Dalam Dhamma
- Putri Mara Datang Merayu Buddha
- Mara Mengaku Kalah
- 1 Minggu di Bawah Pohon Banyan Ajapala
- 1 Minggu di Rumah Emas (Ratanàghara-sattàha)
- 1 Minggu Berjalan (Cankama-sattàha)
- 1 Minggu Menatap Pohon Bodhi (Animisa-sattàha)
- 1 Minggu di Singgasana (Pallanka-sattàha)
- Berdiam Di 7 Tempat Setelah Pencerahan Sempurna
- Pemimpin Tertinggi Di 3 Alam
- Penghormatan Dari Para Naga, Dewa, Brahma Atas Pen...
- Detik-Detik Kemenangan Boddhisatta
- Mara Menyerang Dengan 9 Jenis Peluru
- Menaklukan Vasavatti Mara
- Ketakjuban Raja Naga Melihat Mangkuk Boddhisatta
- Bantuan Dari Para Dewa Dan Brahma
- Dana Nasi Susu Ghana Dari Sujata
- 5 Mimpi Boddhisatta
- 5 Pertapa Meninggalkan Boddhisatta
- Mencapai Ke-Buddha-An Setelah Mengubah Cara Berlatih
- 10 Bala Tentara Mara
- Mara Datang Untuk Mencegah Boddhisatta
- Boddhisatta Menyiksa Diri Hingga Tubuh-Nya Kurus K...
- Bodhisatta Pingsan Dan Jatuh Terduduk Selagi Berjalan
- Usaha Yang Keras
- Boddhisatta Di Temani 5 Pertapa
- Memulai Praktik Dukkaracariya
- Boddhisatta mengunjungi Uruvela
- Pertemuan Boddhisatta Dengan Pemimpin Aliran Udaka
- Boddhisatta Belajar Pada Alara Kalama
- Kunjungan Boddhisatta ke Kota Rajagaha Setelah Ber...
- Melemparkan Gumpalan Rambut-Nya ke Angkasa
- Menyeberangi Sungai Anoma Dan Mencukur Rambut
- Iring-Iringan Para Dewa Dan Brahma Sampai Ke Tepi ...
- pencegahan Oleh Mara Vasavatti
- Siddharta Gotama, Channa, Kuda Khanthaka Masing-Ma...
- Perjuangan Mencapai Pencerahan
- Seruan Gembira Kissà Gotami
- Kelahiran Rahula
- Hari Bodhisatta Melepaskan Keduniawian
- Melihat 4 Pertanda
- Kecantikan Ratu Yasodhara
- Pertunjukan Memanah
- Menyelamatkan Burung Belibis
- Sakka, Raja Dewa, Memerintahkan Dewa Visukamma unt...
- Boddhisatta Pangeran mencapai Anapana Jhana Pertama
- Raja Suddhodana Mengadakan Upacara Pembajakan Sawah
- Wafatnya Ibu Boddhisatta Mahamaya Devi
- Raja Suddhodana Mencegah Boddhisatta Tidak Melihat...
- Ramalan Dari Tanda Tanda Yang Terdapat Pada Bodhis...
- Petapa Kaladevila
- Bayi Siddharta Berjalan 7 Langkah Dan Mengucapkan ...
- Kelahiran Boddhisatta
- Mimpi Ratu Mahamaya
- Siddharta Gotama
-
▼
Juli
(101)
Banner
Banner
Select a website language first. Wählen Sie eine Sprache Webseite zuerst.
0 komentar:
Posting Komentar