Pada hari kelima setelah kelahiran Boddhisatta mulia, ayah-Nya, Raja Suddhodana mengadakan upacara membasuh kepala. Dan dengan rencana untuk memberi nama pada putranya, ia menaburi istananya dengan empat jenis bubuk harum , yaitu :
1). Tagara (Tabernaemontana coronaria),
2). Lavanga (Cloves, Syzygiumm aromaticum),
3). Kunkuma (safron, crocus sativus),dan,
4). Tamala (Xanthochymus pictorius),
dan menaburi lima jenis rempah yaitu :
1). Saddhala (sejenis rumput),
2).Padi,
3). Biji mostar,
4).Kuncup melati,
5). Beras.
Ia juga mempersiapkan nasi susu murni yang tidak dicampur air, dan mengundang seratus delapan Brahmana pandai yang menguasai Tiga-Veda, ia menyediakan tempat duduk yang baik dan bersih kepada mereka di dalam istana dan melayani mereka dengan nasi susu yang lezat.
Setelah memberi makanan kepada mereka, Raja memberi penghormatan pada mereka, memberikan persembahan kepada mereka dan dari 108 (seratus delapan) Brahmana tersebut, dipilih delapan Brahmana untuk diminta meramalkan masa depan Pangeran berdasarkan tanda-tanda fisik Boddhisatta.
Di antara 8 (delapan) Brahmana yang terpilih, tujuh orang, yaitu : Rama, Dhaja, Lakkhana, Jotimanta, Yanna, Subhoja, dan Suyama, setelah memeriksa tanda-tanda fisik Boddhisatta Pangeran mengacungkan dua jari dan memberikan dua ramalan tanpa kepastian sebagai berikut,”Jika anakmu yang memiliki tanda-tanda ini memilih untuk hidup berumah-tangga, Beliau akan menjadi Raja dunia yang menguasai empat benua, tetapi jika Beliau menjadi petapa, Beliau akan mencapai ke-Buddha-an.”
Tetapi Sudatta, Brahmana dari suku Kondanna, yang termuda di antara mereka, setelah dengan seksama memeriksa tanda-tanda manusia luar biasa pada tubuh Boddhisatta, hanya mengacungkan satu jari dan dengan penuh keyakinan meramalkan,”Tidak ada alasan bagi Pangeran untuk hidup berumah-tangga. Beliau pasti akan menjadi Buddha yang menghancurkan akar kotoran batin.”
Ramalan Brahmana muda Sudatta ini akhirnya diterima oleh para Brahmana pandai lainnya.
Setelah dengan seksama memeriksa tiga-puluh-dua tanda manusia agung ( Mahapurissa ), kemudian mereka berdiskusi untuk mencari nama yang tepat bagi Pangeran. Kemudian mereka memberi nama Siddhatta sebagai pertanda yang menunjukkan bahwa Beliau akan berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya demi kesejahteraan seluruh dunia.
Selanjutnya===>>>
<<<===Sebelumnya
salam ceria...
0 komentar:
Posting Komentar