Senin, 09 Juli 2012

Mimpi Ratu Mahamaya


Bersamaan dengan saat kematian Boddhisatta Dewa Setaketu, Siri Mahamaya, permaisuri Raja Suddhodana dari kerajaan Kapilavatthu sedang menikmati kebahagiaan istana. Saat Permaisuri sedang menjalankan Delapan Sila dan berbaring di atas dipan yang indah, pada jaga terakhir di malam purnama itu, Siri Mahamaya jatuh tertidur dan bermimpi, yang merupakan pertanda masuknya Boddhisatta kedalam rahimnya.
Mimpinya adalah sebagai berikut :

“Empat Dewa Catummaharajika mengangkat dan membawanya bersama tempat tidurnya ke Danau Anotatta di Pengunungan Himalaya. Kemudian ia dibaringkan di atas batu datar berukuran enam puluh yojana di bawah keteduhan pohon Sala yang tingginya tujuh Yojana.

Setelah itu, para permaisuri dari Empat Raja Dewa tersebut datang dan membawa ratu ke danau dan memandikannya sebersih mungkin. Kemudian mereka memakaikan pakaian surgawi kepadanya serta mendandaninya dengan kosmetik surgawi; mereka juga meriasnya dengan bunga-bunga surgawi. Kemudian ia dibaringkan dengan kepalanya menghadap ke timur di dalam sebuah kamar dari sebuah istana emas di dalam gunung perak tidak jauh dari danau tersebut.

Pada saat itu dalam mimpinya, ia melihat seekor gajah putih bersih sedang berjalan-jalan di gunung emas tidak jauh dari gunung perak dimana ia berada di dalam istana emasnya. Kemudian gajah putih tersebut turun dari gunung emas, naik ke gunung perak dan memasuki istana emas. Gajah putih tersebut kemudian mengelilingi ratu ke arah kanan dan kemudian masuk ke rahimnya dari sebelah kanan.”

Pada saat sedang bermimpi, Boddhisatta Dewa Setaketu sedang berkeliling di Taman Nandavana di Surga Tusita, menikmati pemandangan dan suara yang indah; pada saat itulah Bliau meninggal dunia dari Alam Tusita dengan penuh kesadaran. Pada saat itu juga Boddhisatta masuk ke rahim yang mirip teratai milik Permaisuri Ratu Mahamaya , dengan kesadaran agung.

Peristiwa ini terjadi pada hari Kamis pagi pada hari purnama di bulan Asalha tahun 67 Maha Era, penanggalan yang ditetapkan oleh Raja Anjana, kakek Boddhisatta. Peristiwa ini ditandai dengan peristiwa bulan dan bintang Uttarasalha berada dalam posisi segaris ( Tanggal dan tahun memasuki rahim dan kelahiran Boddhisatta yang disebutkan disini disesuaikan dengan perhitungan ilmu astrologi dan ilmu sejarah raja-raja. )

Bersamaan dengan saat Boddhisatta memasuki rahim, terjadi gempa bumi dahsyat. Sepuluh ribu alam-semesta berguncang dalam enam arah :

Belahan bumi di timur naik dan di barat turun
Belahan bumi di barat naik dan di timur turun
Belahan bumi di utara naik dan di selatan turun
Belahan bumi di selatan naik dan di utara turun
Belahan bumi di tengah naik dan di sekeliling turun
Belahan bumi di sekeliling naik dan di tengah turun

Selanjutnya, juga terjadi tiga-puluh-dua (32) fenomena ghaib yang biasanya terjadi saat Boddhisatta memasuki rahim dalam kehidupan terakhirnya , yaitu diantaranya ; 1). Cahaya gilang-gemilang bersinar di sepuluh ribu alam-semesta,
2) Mereka yang buta menjadi dapat melihat saat itu juga jika mereka ingin melihat keagungan Boddhisatta,
3). Mereka yang tuli dapat mendengar pada saat itu juga,
4). Kuda-kuda meringkik dengan suara yang menyenangkan,
5). Hujan turun dengan derasnya, 6). Segala penjuru dipenuhi dengan bunga-bunga teratai dalam tiga warna, dan lain-lainnya.

Sewaktu Ratu Siri Mahamaya bangun, ia menceritakan mimpinya kepada Raja Suddhodana. Keesokan paginya, Raja Suddhodana memanggil enam-puluh-empat (64) Brahmana pandai. Setelah melayani mereka dengan makanan dan lain-lain dan memberikan penghormatan pada mereka, Raja Suddhodana menceritakan mimpi ratu kepada para Brahmana dan bertanya,”Apakah arti mimpi tersebut? Baik atau buruk? Pelajari dan katakan padaku pendapatmu.”

Para Brahmana menjawab,”Raja besar, jangan cemas. Ratu sekarang telah hamil. Janin di dalam rahimnya adalah anak laki-laki bukan perempuan. Engkau akan memiliki seorang putra. Jika ia memutuskan untuk menjalani kehidupan kerajaan, ia akan menjadi raja dunia yang menguasai empat benua. Jika ia meninggalkan kehidupan rumah-tangga dan menjadi petapa, ia akan menjadi Buddha yang menghancurkan akar kotoran batin di tiga alam.”

Demikianlah, dan Ratu Mahamaya pun kemudian dijaga/dilindungi oleh para Dewa Catummaharajika, yaitu Vessavana serta yang lainnya yang hidup di alam semesta ini, memasuki kamar agung Ratu Siri Mahamaya dan memberikan perlindungan siang dan malam.

Selanjutnya===>>>

<<<===Sebelumnya

salam ceria...

0 komentar:

Posting Komentar

maaf sxlg maaf © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute